Minggu : 13 set. Trinitatis
Ambilan : 3 Musa 19:16-18/ Imamat 19:16-18
Sibasaon : Roma 13:8-10
Topik mingguan: kerukunan hidup 2: hidup berdampingan dengan orang yang beragama/denominasi lain
Bahan sermon tgl 20 agustus 2010
Kuduslah dan Kasihilah sesamamu manusia!
1. Kitab ini mengenai kekudusan, mengenai Allah yang kudus dan sebuah bangsa yang dipanggil kudus. Dalam fasal 11:44-45, 19:2; 20:7, 26 disebutkan hendaknya kamu menjadi Kudus, karena Aku, Tuhan, Allahmu adalah kudus. Perintah menjadi kudus itu karena Tuhan itu sendiri adalah kudus. Akar kata ‘kudus’ berarti ‘dipisahkan’, dijauhkan dari yang profane Itidak kudus).
2. Ketaatan yang sejati dari rangkaian peraturan-peraturan dalam kitab Imamat ini, merupakan benih autentik yang mensucikan dan mempersiapkan orang Israel untuk hidup kudus.
3. Judul kitab ini dalam bahasa Ibrani wayyiqra’ (dan Ia memanggil) yang menjadi kata pertama dari kitab ini dalam PL berbahasa Ibrani. Judul dari bahasa Ibrani menunjuk pada panggilan dalam peraturan-peraturan Taurat. Maka jika membaca kita Imamat, hendaknya ingat akan ‘panggilan’ yang merupakan isi dan jiwa kitab ini.
4. Panggilan itu direpresentasikan dalam seluruh peraturan-peraturan bagi Orang Israel supaya mereka hidup seturut dengan kehendak Tuhan Allah dan kudus.
5. Perikop ini juga adalah bagian dari pentingnya kekudusan hidup (19:1). Kekudusan itu ditegaskan secara detail dalam perikop ini melalui norma-norma hidup sebagai tatanan etis mereka. Tuhan Allah memberikan spesipikasi bagaimana mereka harus hidup; berpikir, bertindak [tingkah laku etis terhadap alam, sesama] dan juga sikap kepada Tuhan Allah. Inilah yang membedakan mereka sebagai Umat pilihan Tuhan Allah saat memasuki tanah perjanjian.
6. Ayat 16. Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah diantara orang-orang sebangsamu.
Peraturan ini berhubungan dengan perintah untuk menghindari fitnah dan mengancam hidup orang lain. Yang pertama, jangan menyebar fitnah. Fitnah berarti menyatakan sesuatu yang tidak benar, palsu, bohong, rekayasa atas orang lain kepada orang lain. Jelas tidak ada kebenaran dari fitnah ini selain menjatuhkan orang lain dengan kata-kata palsu. Dalam Mazmur 15:1-3 disebutkan bahwa orang yang layak diam di kemah Tuhan dan Gunung Tuhan salah satunya adalah tidak menyebarkan fitnah. Dalam Kel. 23:1, bahwa fitnah atau kabar bohong tidak boleh digunakan untuk membantu orang lain dengan menjadi saksi yang tidak benar.
Yang kedua, jangan mengancam hidup orang lain. Manusia memiliki tanggungjawab personal atas dirinya dan orang-orang disekitarnya. Tanggungjawab itu harus direfleksikan secara baik dan positif, bukan dengan melukai, mengintimidasi, menekan orang-orang disekitarnya.
7. Ayat 17-18. Kasihilah sesamau manusia seperti dirimu sendiri.
ayat ini, dan juga fasal 19;2 kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN Allahmu, kudus, adalah ayat dari Kitab Imamat yang paling banyak dikutip. Kelak Tuhan Yesus akan menggabungkan keduanya ketika menjawab pertanyaan: hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? jawabNya: kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu (Mat 22:37 mengutip Ul 6:5). hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamau manusia seperti dirimu sendiri (Mat.22:39 mengutip Im 19:18). Jika orang menghayati hidup kuds, yang dilukiskan dengan penggunaan kata segenap , maka setiap orang adalah sesama manusia dalam hidup ini.
Memahami bahwa orang lain adalah sesama manusia [ciptaan Tuhan Allah] diperlihatkan dengan;
ü Tidak membenci saudaramu di dalam hati.
ü Sebagai saudara yang baik harus menegur kesalahan dengan terus terang.
ü Supaya tidak menjadi berdosa karenanya.
ü Jangan menuntut balas
ü Jangan menaruh dendam.
Kelima hal tersebut harus diperlihatkan dalam praktek kehidupan sehari-hari mereka sebagai suatu tanggungjawab personal terhadap orang lain yang dirumuskan dengan prinsip Kasih; …melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN. Artinya bagaimana cara kita memperlakukan diri kita sendiri, demikian juga perlakuan yang sama kita berikan kepada orang lain.
8. Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang memiliki hubungan dan ketergantungan dengan orang lain. Setiap orang tidak hidup sendirian, tapi berdampingan dengan lingkungan sosialnya masing-masing. Jika satu dan yang lain mempunyai hubungan atau ikatan atau keterganungan, maka pedoman hidup Kudus ini menjadi signifikan dan penting diwujudkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
9. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa ada aturan dan tanggungjawab dalam relasi atau interaksi sosial manusia. Aturan itu dituliskan sebagai pedoman dasar supaya sesama manusia bisa hidup berdampingan dengan kasih.
10. Orang-orang Percaya kepada Kristus dipanggil menjadi kudus bukan untuk dirinya, golongan, kelompok, agamanya saja tapi menjadi berkat bagi orang-orang disekitarnya. Untuk bisa menjadi berkat, maka jalan satu-satunya adalah: Kasih dan Mengasihi. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tuliskan komentar anda!