Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Kamis, 10 November 2011

Pengkotbah 5:9-11


Khotbah di GBKP Yogyakarta
Teks: Pengkotbah 5:9-11

I.                  Pembukaan
II.               Salam: Mejuah-juah ma man banta krina! Horas! Syaloom!
Latar Belakang Pengkhotbah
Ilustrasi: Nelayan dan Orang kaya yang sedang plesiran

1.     Kitab Pengkotbah adalah salah satu kitab yang paling sulit dipahami dalam Alkitab. Isinya seringkali membingungkan banyak orang terutama pembaca pemula Karena sering dianggap mendorong sikap hidup fatalistik atau menyerah kepada nasib. Pengkotbah mengatakan berulang-ulang misalnya: segala sesuatu adalah kesia-siaan. (Pengkotbah 1:1, 2:21, 3:6-7, 5:15, 6:11, 8:14).

Pertanyaan: jika segala sesuatu benar adalah kesia-siaan, untuk apakah kita hidup, dan untuk apakah kita beriman dan berbuat baik?

2.     Membaca Kitab Pengkotbah memang membutuhkan ketenangan, perenungan dan secara menyeluruh. Hanya dengan demikianlah kita menemukan maksud sesungguhnya sang pengkotbah, yaitu bahwa akhirnya manusia harus takut kepada Allah (Pengkotbah 12:14). Dengan kata lain, hanya dengan beriman dan bergantung kepada Allah sajalah segalanya menjadi tidak sia-sia!
3.     Kita tidak tahu banyak mengenai pengarang atau penulis kitab ini. Nama “Pengkhotbah”, dalam bahasa latin “Ecclesiastes”, ada kaitannya dengan Gereja. Ini merupakan terjemahan kasar dari kata Ibrani “Qohelet”. Pengkotbah hidup antara tahun 300 s/d 200 sM. Rupanya ia adalah seoarang guru di Jerusalem. Qohelet kiranya merupakan anggota masyarakat ilmiah pada masa itu. Selain itu, Pengkotbah ini juga adalah orang yang kaya.

4.     Pengkotbah ini berkembang secara iman dan intelektual dengan memperdalam intuisinya dengan mencari hikmat dari Tuhan. Karena itu, kelihatan pemikirannya dalam Kitab ini cenderung dianggap sinis, pesimistis dan duniawi. Sesungguhnya, melalui Kitab ini, pembaca diajak untuk merenung, dan menggugat persepsi, sudut-pandang dan pemahaman akan hidup ini, supaya manusia semakin bijak dan berhikmat.

5.     Melalui perikop ini, Sikap dan persepsi manusia terhadap materi dan dunia ini harus dicermati dan dikritisi. Dengan latarbelakang sebagai orang yang kaya, tentu gugatan terhadap persepsi uang [materialisme] memiliki obyektifitas yang valid. Pengkhotbah bukan dari kalangan anti kemapanan, tapi muncul sebagai sosok yang mengkritisi persepsi orang kebanyakan akan dunia materialis (ay.9). jelas dalam teks ini bahwa uang bukanlah tuhan yang bisa memuaskan dan membahagiakan para penyembahnya. Para pencari duniawi [kaum materialis/borjuis/kapitalis] pada akhirnya hanya akan menjaring angin kesia-siaan saja.


jauh setelah Kitab ini ditulis, apa yang ditakutkan oleh Pengkotbah menjadi kenyataan. Abad pencerahan di Eropa, munculnya Kapitalisme-imperialisme menjadi sebab munculnya kesia-siaan. Perang mewarnai semangat kapitalisme-imperialisme, semuanya hanya untuk harta, kuasa, dan kejayaan.
          Dan hasilnya sia-sia!

6.     Penjelasan Teks.
Perumpamaan.
Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum.

Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.


7.     Kontekstualisasi.
8.     Dalam 1 Tim 6:10: “akar segala kejahatan adalah cinta akan uang”. Demi dan untuk uang, banyak orang mau melakukan apa saja. Lalu kejahatanpun muncul dan subur. Inilah persepsi yang keliru dalam memaknai materi dunia ini. Uang menjadi tuhan dan manusia menjadi budaknya.
9.     Alkitab sesungguhnya tidak melarang orang untuk sukses dan kaya. Paulus mengecam orang yang malas bekerja dan berusaha, yang hidup bagai benalu. Untuk orang dengan tipe seperti ini, ia berkata: jangan makan! (2 Tes 3:10). Manusia harus bekerja keras dalam hidupnya supaya bisa memaknai hidupnya.

10.                        Harta benda harusnya bisa memuliakan Tuhan (Ams 3:9) seperti yang diperlihatkan oleh Abraham, Ayub dan tokoh Alkitab lainnya. Kekayaan harus mendekatkan manusia pada penciptanya dalam ungkapan syukur. Artinya sumber dari berkat itu adalah Tuhan, berkat itu bukanlah Tuhan.

11.                        Karena itu, Tuhan Yesus sangat serius ketika berfirman supaya manusia saling mengasihi satu dengan yang lain. Dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk.12:13-21), Yesus menyimpulkan bahwa yang terutama adalah kaya di hadapan Allah, maka kaya dalam dunia inipun tidak akan menjadi masalah lagi.

12.                        Saudara-saudari yang kekasih..

Tuhan tidak berjanji bahwa mereka yang percaya dan melayani Dia akan selalu menjadi orang kaya, namun Ia berjanji bahwa orang itu dan bahkan anak cucunya tidak akan sampai mengalami kekurangan atau meminta-minta ( Mazmur 37 : 25 ).

Tuhan akan selalu menyediakan dan mencukupi kebutuhan orang benar yang mau terlebih dulu mencari Kerajaan Allah. Berapa banyak berkat yang kita terima adalah urusan Tuhan yang memberi berkat. Menyenangkan Tuhan adalah tugas kita sebagai kehidupan yang sudah diberkati.

Kita lihat dalam Alkitab, ada kehidupan orang-orang kaya yang menyenangkan Tuhan :

1. Abraham
Mengapa Abraham menyenangkan Tuhan ? Karena Abraham bukan orang yang tamak dan mudah tergiur pada apa yang baik menurut kacamata jasmani, terbukti saat ia membiarkan Lot memilih tanah yang lebih dekat Sodom yang lebih subur.

2. Zakheus
Zakheus yang semula adalah seorang pemeras menjadi berubah total setelah bertemu Yesus. Dan satu tindakan pertama yang ia lakukan setelah bertobat adalah dengan memutar balik orientasinya yang semula lebih ia tekankan kepada kekayaan untuk diri sendiri, sekarang menjadi berbagi dengan sesama yang kekurangan, bahkan kepada mereka yang dulu pernah ia peras dan tipu.

13.                        3. Yakub
Meski awalnya adalah seorang anak yang menipu ayahnya sendiri, Yakub kemudian menjadi diberkati karena sikap pantang menyerah, integritas, dan kerja keras yang ia tunjukkan terutama saat bekerja pada Laban. Bukan hanya kekayaan saja yang diberikan Tuhan kepada Yakub, tapi ia juga diperdamaikan kembali dengan Esau. Itu satu berkat.

4. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain ( Lukas 8 : 3 )

Mereka adalah donator bagi pelayanan Yesus bahkan meski Herodes tidak mendukung Yesus, para wanita ini tetap tahu apa yan terbaik dalam memanfaatkan kekayaan mereka. Nah, inilah kehidupan orang-orang kaya yang menyenangkan Tuhan.

Kelemahan manusia adalah cenderung selalu berpikir dalam konteks material. Padahal harta benda bukan ukuran berkat. Sebaliknya kemiskinan juga bukanlah ukuran bahwa seseorang telah berkorban di dunia demi harta di surga, tidak ! Saudara, Tuhan menyukai kesederhanaan ( Tit 2 : 2 ) dalam arti pengendalian diri, tapi bukan kemiskinan. Tuhan adalah Allah yang memelihara, karena itulah orang yang hidup dalam jalan yang benar tidak perlu khuatir akan mengalami hidup kekurangan, amen ?

Tetapi Tuhan juga tidak melarang manusia menjadi kaya ! Dalam Alkitab, kita tahu ada perikop Firman Tuhan tentang orang kaya yang sukar masuk Kerajaan Allah ( Markus 10 : 17-27 ). Akan tetapi, jika kita cermati, Yesus di situ sebenarnya berbicara tentang orang kaya yang menempatkan kekayaannya di atas Tuhan dan pelayanan kepada orang lain. Itu sebabnya, kita juga perlu meneladani kisah-kisah Abraham, Yakub, Daud, Salomo, Ayub dsbnya, mereka adalah ornag-orang yang mau dipakai Tuhan dan Tuhanpun memberi mereka kekayaan agar dapat melayani Dia dan sesama.

Jadi, Tuhan tidak pernah melarang kita menjadi kaya. Sebaliknya, IA justru akan menganugerahkan berkat kekayaan bagi mereka yang hidup berkenan di dalam Dia.

Setiap tahun kita melihat laporan di media tentang daftar orang terkaya di dunia menurut berbagai versi. Kekayaan menurut manusia adalah seberapa banyaknya harta benda, deposito, pendapatan perusahaan dsbnya.

Saudara, kekayaan sejati menurut pandangan manusia sangatlah berbeda dengan pandangan Tuhan. Dalam Alkitab, Tuhan tidak memandang kekayaan dalam hal harta benda sebagai suatu kekayaan sejati. IA memperingatkan bahwa harta benda adalah hal yang fana ( Matius 6 : 19-20 ). Tapi meskipun begitu, Ia juga menjanjikan bahwa siapa yang setia kepadaNya juga akan memperoleh kekayaan dalam dunia ini menurut kemuliaanNya ( Filipi 4 : 19 ). Jadi ukuran kekayaan menurut Tuhan bukanlah pada besarnya harta yang dimiliki seseorang, melainkan sejauh mana ia mempergunakan kekayaannya itu untuk melayani Tuhan dan sesamanya.

Saudara, gaya hidup kita akan selalu dilihat dan diperhatikan orang. Apakah gaya hidup kita akan dilihat sebagai gaya hidup OKB ( Orang Kaya Baru ), royal, konsumtif, hedonis, boros atau malah pelit ? Saudara, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa gaya hidup kita juga dilihat dan diamati oleh Tuhan yang telah menitipkan kekayaan itu kepada saudara.

Gaya hidup sebagai terang dan garam dunia adalah gaya hidup yang diperintahkan Tuhan untuk kita miliki ( Matius 5 : 13-16 ). Terlebih lagi dengan kekayaan yang otomatis membuat dunia lebih menyoroti saudara, sehingga tanggungjawab kita untuk menjadi garam dan terang dunia juga semakin besar. Apakah saudara dapat memakai kekayaan dan harta benda itu dengan bijak dan untuk kepentingan yang lebih besar dari sekedar gengsi atau prestise diri sendiri, itulah yang sedang dilihat Tuhan dari kita. Ingat, sebagai anakNya, baik buruknya gaya hidup kita di dunia ini juga mempengaruhi nama Bapa di surga.

Jika kita adalah kehidupan yang diberkati Tuhan dengan kekayaan, mari muliakan Tuhan dengan harta kita. Mari kita menjadi orang kaya yang menyenangkan Tuhan, amen ?




Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum.

Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.



















Bahan khotbah di Jogja
Bahan Khotbah             : Yohanes 17:14-23
Thema                            : Supaya kita satu dalam Kristus!

I.                   Pengantar
Salam pembuka!
1.     Salah satu ciri khas dari Tuhan Yesus dalam pelayananNya di dunia adalah; Ia sangat setia menjalin hubungan dengan Allah BapaNya lewat doa (lih. Mat.14:23, 26:36, Mrk 1:35, 6:46, Luk 6:12, 9:28, Yoh 17:9). Selain lewat doa, Tuhan Yesuspun setia melaksanakan misi dari BapaNya: “...sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”, (lih. Yoh.5:19).

Penting sekaLI menjaga kesatuan dengan Allah Bapa, Yesus , Kristus dan Roh Kudus dalam kehidupan ini. Dan doa adlah jembatan menjalin kesatuan tersebut.
Billy Graham: kunci suksesku tidak terletak pada kepandaianku berkhotbah, tidak juga pada kerapian organisasiku, tetapi pada doa
1.     Tuhan Yesus tidak pernah keluar dari kesatuan yang utuh dengan Bapa. Saat menjadi manusia seutuhnya, Tuhan Yesus menjalani tugas itu tanpa sedikitpun cela. Sempurna! Kesempurnaan itu terlihat dari seluruh hidupNya, baik saat berkhotbah, melakukan mujijat, pun saat sakral maut sangat menyiksa di Bukit Calvari. Semua dilalui dengan sempurna dalam hubungan yang tetap terjalin dengan Bapa di Surga. Kesempurnaan-Nya itulah yang menghadirkan keselamatan bagi dunia ini.

2.     Perikop ini (Yoh 17:14-23), sering kita kenal sebagai “doa Yesus bagi murid-muridNya” sebelum Dia ditangkap di Taman Getsemani (psl 18). Agaknya doa ini juga adalah doa perpisahan dan pemberangkatan Yesus menuju kesempurnaan di Calvari.
3.     Setelah percakapan antara Yesus dan Bapa di surga ay.1-5, sekarang tibalah saatnya Yesus berbicara [berdoa] secara khusus kepada murid-muridNya.

4.     Bagi para murid inilah Yesus berdoa pada saat keberangkatanNya dalam ay.9-19. Ia berdoa secara khusus:
·        Peliharalah mereka dalam namaMu yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu (ay.11).
·        Supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita (ay.11)
·        Supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka (ay.13)
·        Supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat (ay.15)
·        Supaya kuduslah mereka dalam kebenaran (ay.170.

5.     Permintaan Yesus bagi para muridNya adalah supaya mereka dilindungi oleh kuasa Allah yang besar (yang akan diperlihatkan dalam 18:6); bahwa kesatuan mereka menyerupai dan berdasar pada kesatuan erat dari Bapa dan Anak; bahwa kesedihan mereka akan berubah menjadi kegembiraan ilahi; bahwa Anak mencerminkan Bapa; bahwa mereka dijaga dari penguasa dunia ini; bahwa mereka dikuduskan – seperti Yesus – dalam penyerahan total terhadap pelayanan Allah, yang akan menjadi utusan ke dalam dunia (ay.18-190.

6.     Untuk masa depan para Murid (ay.20-23), Tuhan Yesus memohon karunia pokok – agar menjadi satu, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa. Di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,... agar mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, agar mereka sempurna menjadi satu (21-23). Jadi jelas maksudnya adalah hanya melalui bukti persatuan kasih ini, pengutusan ke dalam dunia (ay.18) menjadi efektif, karena hanya berkat persatuan kasih yang kelihatan dari para murid, dunia dapat percaya (ay.21) dan dapat mengetahuinya (ay.23), bahwa Bapa telah mengutus Yesus dan bahwa kasih Bapa dapat ditemukan dalam diri para murid seperti yang ditemukan dalam diri Yesus sendiri (ay.23)

7.     Doa Yesus ini akhirnya bisa kita simpulkan sebagai berikut: supaya para Murid tetap dalam pemeliharaan Allah Bapa [walau dunia menolak/membenci mereka], supaya para murid tinggal dalam dunia [walau bermacam pergumulan, kesulitan – Yesus tidak meminta supaya mereka dipisahkan dari dunia, tapi hidup di dalamnya – memenangkannya], supaya para murid hidup dalam kekudusan Firman Tuhan [hanya kebenaran Firman Tuhanlah yang mampu menguduskan hati dan semangat para murid untuk memberitakan Injil], dan supaya terjalin kesatuan secara universal melalui seluruh buah pekerjaan Roh Kudus dalam semangat para Murid bermissi.

8.     Lewat doa Yesus dalam perikop ini, kita dapat melihat betapa akrabnya Yesus dengan Allah Bapa dan betapa peduli dan bertanggungjawabnya Yesus kepada para murid. Rasa kesatuan antara Yesus dan Bapa itulah yang diminta juga menjadi milik para Murid dan bagi orang percaya, supaya kerajaan Allah hadir di dunia ini dalam damai sejahtera surgawi. Amin.

II.                Apa itu Kesatuan
Baca efesus 4:2-6: hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,  dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 3.dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, 4.satu dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 5. Satu Tuhna, satu iman, satu baptisan, 6. Satu Allah dan Bapa dari semua Allah yang diatas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya.

Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum.

Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.








Minggu                        : 14 set. Trinitatis
Ambilan                      : Lahoan 10:28-34
Sibasaon                      : 1 Musa 21:22-34
Topik mingguan: kerukunan hidup 3; hidup berdampingan dengan orang yang berbeda suku, ras dan bangsa
KHOTBAH DI GKPS YOGYAKARTA, 5 SEPTEMBER 2010
Bahan sermon tgl 3 september 2010
I.                   Pengantar…Salam [horas…dst]
II.                Menyampaikan khotbah

ALLAH TIDAK MEMBEDAKAN ORANG!
1.      Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus!
Hita ganupan na hinaholongan ibagas goranni Tuhan Jesus!
Hata ni Tuhan na jilanalonta panorang on aima, sada kesaksian pasal PARJUMPAHAN ni Petrus pakon Kornelius; na luarbiasa janah mencengangkon!
Parjumpahan na pataridahkon sada hamubahon..
Parjumpahan na berkualitas, lang pitah bani sidea na dua, tapi dihut iahapkon Gareja sonai homa hita sadari on…

Paima iidah hita Parjumpahan ai, otik tene iirik-irikon hita latarbelakang ni Buku on sonai homa latar belakang parjumpahan ni sidea.

a.       Buku Lahoan ni Apostel on aima sada buku na pataridahkon sisi sejarah ni Gareje mula-mula na berkembang bani abad pertama. Ibagas sejarah bani buku on, boi iidah hita piga-piga pergumulan/pergulatan teologis ni sidea. Salah sada pergumulan na menonjol itongah-tongah ni sidea aima: DIKOTOMI JAHUDI PAKON NON JAHUDI bani parsaoran ni kuria ai. Dong sada GEP/Jurang na mangolati keharmonisan ni Kuria ai.

Kekristenan ipahami agak keliru, agak homogen, tertutup, eksklusif. Ganupan on muncul halani pengaruh ni hajahudian nag ok ibagas aturan, ruhut-ruhut na mambahen sidea terkungkung/terpenjara bani aturanni sidea.

b.      On ma homa na iidah buku lahoan on. Janah Petrus pe, ibagas pemahaman na sonai do. Mangihutkon Hajahudionni, lang boi ia marsaor pakon halak na legan na isobut sidea bangsa na kafir! Pala tolu hali Tuhan Jesus bani pangungkabon ni Petrus menggogohkonsi ase maluah bani stereotif, persfektif na keliru mangidah jolma na legan.\
Tuhan mangkathon: apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau katakana haram!
Na dob pinapansing ni Naibata ulang hatahon butak!
On ma na iulakkon Tuhan in marhitei malekatNi pangkorhonni sikap kaku ni Petrus bani balosni: pantang Tuhan! Seng ongga hupangan na mabutak atap na so borsih!

Agakni talupahon ni Petrus sonai homa halak Kristen berlatarbelakang Jahudi pasal suruhan ni Tuhan Jesus bani sidea paima tarangkat Tuhan Jesus hu surge bani Mat. 28:19. Laho ma hanima podahi hanima ma sagala bangsa, ase gabe susianku sidea…
Artini, Parentah Agung/Imamat Agung on lang bersifat eksklusif tapi inklusif, universal bani gani jolma atap aha pe latar belakangni.


2.      Tembok na tebal on ma na sihol iruntuhkon. Ijon ma homa idahonta sonaha Parjumpahon ai mambahen perubahan sikap na banggal/signifikan bani Petrus secara pribadai janah bani sejarah hakristenon secara umum. Aha na terjadi paima parjumhan ai?

3.      Kornelius dan Petrus mendapat penglihatan dari Tuhan Allah pada saat yang hampir bersamaan (berselang satu hari).
Ø  Penglihatan Kornelius. Kira-kira jam 3 petang, tampak Malaikat Allah masuk ke rumanya dan berkata: Kornelius! Semua doa mu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Dan sekarang suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus…dst. (fs 10:3-8).

Ø  Penglihatan Petrus. Keesokan harinya ketika suruhan Kornelius sudah dekat dengan kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas Rumah untuk berdoa, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Lalu ada perintah untuk menyembelih dan memakannya. Petrus tidak mau sebab dia tidak memakan binatang haram dan tidak tahir. Sampai tiga kali Tuhan mengatakan: apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau katakana haram!

4.       Sebagai seorang Yahudi, Petrus sangat ketat dan taat dalam menjaga tradisi orang Yahudi. Salah satu tradisi itu adalah masalah makanan, yang dalam perikop ini berhubungan dengan larangan bagi orang Yahudi berhubungan dengan orang/bangsa lain yang dianggap kafir. Dalam dunia kekristrenan mula-mula, gejala seperti itu sangat kental dan terasa dalam hubungan antara Kristen Yahudi dan non Yahudi. Sepertinya ada ketegangan dan dikotomi Yahudi dan non Yahudi dalam persekutuan orang Percaya dalam Gereja mula-mula.

5.      Dikotomi itu pula yang sedang diselesaikan melalui perjumpaan Petrus dan Kornelius dalam terang Penglihatan Tuhan Allah. Yang pertama, Kornelius adalah seorang perwira pasukan Italia. Ia seoarang yang saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Tuhan Allah (10:1) dalam kesalehannya ia mendapat penglihatan dari Tuhan Allah, dan disuruh untuk menjumpai Petrus agar mendengarkan apa ditugaskan Allah kepadanya (ay.33). yang kedua, Petrus yang dalam penglihatannya menolak untuk memakan binatang yang berkaki empat dengan alasan najis, haram dan tidak tahir harus tiga kali diingatkan dengan kalimat “apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engaku katakan haram”.

6.      Tuhan Allah memakai perjumpaan ini untuk menselesaikan satu sikap yang selama ini sangat keliru dalam memandang orang/bangsa lain sebagai sebuah kekafiran. Persfektif seperti itu harus dihilangkan, apalagi dalam proses penyebaran kabar suka cita. Injil tidak boleh dibatasi/terbatas kepada satu kelompok saja, tapi harus bersifat terbuka dan universal.

7.      Petrus tahu persis bahwa sikapnya saat mengunjungi Kornelius di Kaisera adalah menyalahi kebiasaan orang Yahudi. Tapi penglihatan mengenai makanan “najis”menunjukkan Petrus supaya jangan menganggap manusia dari persfektif sempit: halal – haram, suci – kafir (ay.28-29). Perintah Allah dalam penglihatan itu yang membuka belenggu dikotomi halal-haram, suci –kafir. Untuk perintah itulah Petrus datang dan hadir di rumah Kornelius.

8.      Sementara itu, Kornelius diperintahkan oleh Tuhan Allah untuk mengundang Petrus (ay.30-33) agar datang ke rumahnya. Kedatangan Petrus menjadi sesuatu yang khusus dan special bagi Kornelius dan keluarganya [ kelak, perjumpaan ini akan menginspirasi banyak orang akan pentingnya hidup berdampingan dengan orang lain, dan yang terutama adalah keselamatan dan kabar sukacita ternyata milik semua bangsa bukan untuk orang Yahudi saja]. Bagi Kornelius kunjungan Petrus ini adalah hal yang luar biasa yang diperlihatkannya dengan cara menyambutnya: Kornelius menyambutnya sambil tersungkur di depan kaki Petrus dan menyembahnya (10: 25) dan dalam rumah itu sudah hadir seisi keluarganya untuk mendengar apa yang ditugaskan Allah kepada Petrus (10:33). Mereka sudah dan sangat siap untuk menjamu dan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Petrus.


9.      Lalu, apa yang dikatakan Petrus? Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang! Inilah yang dikatakan oleh Petrus. Sebuah pengakuan yang jujur akan kuasa Tuhan Allah. Petrus bisa sampai pada kesimpulan ini sebab Tuhan menghendakinya berlaku seperti itu supaya tidak ada pengkotak-kotakan dalam GerejaNya. Harusnya tidak adalagi perbedaan dalam Gereja.

10.  August Theis (lahir 16 Februari 1874[1] di Haiger, kira-kira 120 km dari Barmen, Jerman, meninggal dunia 1968) adalah anak sulung dari tiga bersaudara, dari sebuah keluarga yang berpenghasilan pas-pasan. Setamatnya dari Sekolah Dasar, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah kejuruan yang memungkinkannya bekerja untuk membiayai sekolahnya sendiri. Sejak kecil August Theis sudah rajin ke sekolah minggu dan beribadah di Gereja. Setelah lulus dari sekolah, Theis bekerja sebagai buruh pengangkat pasir di sebuah pabrik.

Sejak kecil Theis berminat akan pekerjaan pemberitaan Injil. Karena itu selepas sekolah menengah ia mendaftarkan diri untuk mengikuti pendidikan di Seminari Zending di Barmen. Pada usia 21 tahun ia dipanggil oleh direktur Rheinische Missionsgesselschaft (RMG), dan setelah belajar selama tujuh tahun, ia ditahbiskan menjadi seorang pendeta pada tanggal 6 Agustus 1902.[1]
Pada tanggal 23 Oktober 1902[1] di usia 28 tahun, Theis diutus oleh RMG dari Belanda ke Indonesia dengan menumpang kapal laut yang memakan waktu berbulan-bulan. Ia tiba pertama kali di kota Padang (kini ibukota provinsi Sumatera Barat). Dari sana ia menggunakan transportasi darat ke Sigumpar untuk kemudian menunggu surat pengutusan dari atasannya, Pdt. Nommensen.

Masyarakat Simalungun 1903

Seperti banyak wilayah lainnya di Indonesia, daerah Simalungun masih banyak ditutupi hutan-hutan lebat. Karena itu Pdt. August Theis pun harus membelah hutan dalam perjalanannya dari daerah Toba menuju ke Pematang Raya. Menurut wawancara beliau dengan A. Munthe, hutan tersebut masih dipenuhi oleh hewan-hewan buas seperti harimau dan sejenisnya sehingga beliau harus mempertaruhkan nyawanya untuk memenuhi misinya ke Pematang Raya.[2]
Masyarakat Simalungun masih bercocok tanam menggunakan ladang kering, yang memaksa mereka berpindah-pindah. Setelah panen, mereka harus mencari lahan lain dan baru empat tahun kemudian mereka dapat kembali menggunakan ladang yang sama secara optimal.
Dalam kesusahan tersebut sebagian besar masyarakat Simalungun berjudi untuk mencari penghiburan, mereka menjual segala harta miliknya bahkan diri sendiri sebagai budak demi memenuhi nafsu mereka untuk berjudi.
Injil Hadir dan Berjumpa dengan Simalungun di Pamatang Raya pada hari Rabu, 2 September 1903. Tanggal ini sampai saat ini diperingati oleh GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) sebagai hari olob-olob (=sukacita dalam bahasa Simalungun) sebagai tanda syukur atas masuknya Alkitab ke Simalungun.
11.  Saat tiba itulah Pendeta August Theis langsung membacakan ayat kutipan dari Yohanes 4:35, "Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." Dalam bahasa Simalungun ayat ini berbunyi: Mangkawah ma hanima, tonggor hanima ma juma in, domma gorsing, boi ma sabion.
12.  Beberapa sumber tradisional menyebutkan bahwa dalam perjalanannya dari Tigaras, rombongan Pendeta August Theis sempat melewati daerah Urung Panei. Saat itu terdapat jalan setapak dari Tigaras menuju Sipaga-paga hingga ke Urung Panei. Di sana August Theis bertemu dengan Tuan Urung Panei (Tuan Marhali Purba) dan meminta petunjuk jalan menuju ke Dolok Saribu. Tuan Marhali Purba kemudian mengantarkan rombongan tersebut melalui Nagori Silou dan Aek Silopak (Sidamar) sebelum tiba di Dolok Saribu.

13. Pelayanan August Theis

14.  Satu tahun setelah tiba di Pematang Raya, ia mendirikan sekolah walaupun belum jelas siapa yang akan dididik saat itu. Setelah Pematang Raya, ia mendirikan sekolah di Raya Usang, Buluraya, Sipoldas dan juga Raya Tongah.

15.  Walaupun pendidikan ini akhirnya diterima oleh masyarakat Simalungun, masyarakat pada umumnya masih memeluk agama tradisional. Setelah empat tahun, sudah berdiri 7 sekolah yang menampung 183 murid, namun hanya 19 orang saja yang memeluk agama Kristen, karena memang tidak ada paksaan bagi murid untuk memeluk agama Kristen. Kebaktian Minggu yang diadakan pun hanya diikuti oleh anggota keluarga Guru Ambrosius dan 19 murid itu saja.
16.  Pada 26 Desember 1909 dilakukan baptisan pertama oleh Pdt. Theis atas sejumlah orang Simalungun. Mereka yang dibaptiskan itu adalah Musa Damanik bersama istrinya Marianna Saragih, Sanna Damanik, Marinus Damanik, Hulda Damanik, Nonna Damanik, Petrus Damanik, Salomo Sinaga, Abina Saragih, Hormainim Sinaga, Marthe Sinaga, Lamina Sinaga, Andreas Sinaga, dll.
17.  Firman ini mengajarkan kepada kita supaya bisa hidup berdampingan dengan orang-orang lain. Allah tidak pernah membedakan satu dengan yang lain. Semua sama dihadapanNya. Oleh karena itu, kita juga diingatkan untuk tidak memperlihatkan sikap dan tindakan yang membeda-bedakan orang lain. Kasih adalah implemtasi iman yang diperlihatkan dan dipelakukan kepada semua orang. Inilah penggilan orang percaya. Amin.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!