Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Selasa, 08 November 2011

ALLAH TIDAK MEMBEDAKAN ORANG!


Minggu                        : 14 set. Trinitatis
Ambilan                      : Lahoan 10:28-34
Sibasaon                      : 1 Musa 21:22-34
Topik mingguan: kerukunan hidup 3; hidup berdampingan dengan orang yang berbeda suku, ras dan bangsa
Bahan sermon tgl 3 september 2010

ALLAH TIDAK MEMBEDAKAN ORANG!

1.      Sejarah tentang Tuhan Yesus dalam Gereja Perdanal diteruskan / dilanjutkan dengan sangat baik oleh Kitab Kisah Para Rasul ini. Dalam Kis ini, kita bisa melihat sejarah Gereja Perdana yang dituliskan dengan baik walaupun penulis dan buku Kisah ini bukan catatan atau buku sejarah.
Lukas menulis untuk membangun iman para pembacanya.

2.      Dalam Kisah Para Rasul ini diperlihatkan bagaimana Petrus, Paulus dan missionaries Krsiten lainnya menjalankan […melanjutkan] karya Yesus sesuai rencanaNya. Kitab ini memperlihatkan kesinambungan antara apa yang terjadi pada Yesus dan para Rasul dengan apa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.
3.      Bagian pertama; Kitab Kis ini ditujukan kepada orang Yahudi/Israel yang menerima kabar gembira mengenai Yesus dan menjadi Kristen. Bagian kedua, Kisah menunjukkan bagaimana Kabar Gembira menjadi berkat bagi bangsa-bangsa kain.
4.      Perikop ini adalah Kabar Gembira yang ditujukan kepada bangsa-bangsa lain, yang dimulai dengan penyembuhan dan pembangkitan oleh Petreus di Lida dan Yope (9:32-43). Fs 10:1-8. Penglihatan Kornelius dan perjumpaan Petrus dengan Kornelius..
5.      Kornelius dan Petrus mendapat penglihatan dari Tuhan Allah pada saat yang hampir bersamaan (berselang satu hari).
Ø  Penglihatan Kornelius. Kira-kira jam 3 petang, tampak Malaikat Allah masuk ke rumanya dan berkata: Kornelius! Semua doa mu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Dan sekarang suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus…dst. (fs 10:3-8).

Ø  Penglihatan Petrus. Keesokan harinya ketika suruhan Kornelius sudah dekat dengan kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas Rumah untuk berdoa, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Lalu ada perintah untuk menyembelih dan memakannya. Petrus tidak mau sebab dia tidak memakan binatang haram dan tidak tahir. Sampai tiga kali Tuhan mengatakan: apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau katakana haram!
6.       Sebagai seorang Yahudi, Petrus sangat ketat dan taat dalam menjaga tradisi orang Yahudi. Salah satu tradisi itu adalah masalah makanan, yang dalam perikop ini berhubungan dengan larangan bagi orang Yahudi berhubungan dengan orang/bangsa lain yang dianggap kafir. Dalam dunia kekristrenan mula-mula, gejala seperti itu sangat kental dan terasa dalam hubungan antara Kristen Yahudi dan non Yahudi. Sepertinya ada ketegangan dan dikotomi Yahudi dan non Yahudi dalam persekutuan orang Percaya dalam Gereja mula-mula.
7.      Dikotomi itu pula yang sedang diselesaikan melalui perjumpaan Petrus dan Kornelius dalam terang Penglihatan Tuhan Allah. Yang pertama, Kornelius adalah seorang perwira pasukan Italia. Ia seoarang yang saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Tuhan Allah (10:1) dalam kesalehannya ia mendapat penglihatan dari Tuhan Allah, dan disuruh untuk menjumpai Petrus agar mendengarkan apa ditugaskan Allah kepadanya (ay.33). yang kedua, Petrus yang dalam penglihatannya menolak untuk memakan binatang yang berkaki empat dengan alasan najis, haram dan tidak tahir harus tiga kali diingatkan dengan kalimat “apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engaku katakan haram”.
8.      Tuhan Allah memakai perjumpaan ini untuk menselesaikan satu sikap yang selama ini sangat keliru dalam memandang orang/bangsa lain sebagai sebuah kekafiran. Persfektif seperti itu harus dihilangkan, apalagi dalam proses penyebaran kabar suka cita. Injil tidak boleh dibatasi/terbatas kepada satu kelompok saja, tapi harus bersifat terbuka dan universal.
9.      Petrus tahu persis bahwa sikapnya saat mengunjungi Kornelius di Kaisera adalah menyalahi kebiasaan orang Yahudi. Tapi penglihatan mengenai makanan “najis”menunjukkan Petrus supaya jangan menganggap manusia dari persfektif sempit: halal – haram, suci – kafir (ay.28-29). Perintah Allah dalam penglihatan itu yang membuka belenggu dikotomi halal-haram, suci –kafir. Untuk perintah itulah Petrus datang dan hadir di rumah Kornelius.
10.  Sementara itu, Kornelius diperintahkan oleh Tuhan Allah untuk mengundang Petrus (ay.30-33) agar datang ke rumahnya. Kedatangan Petrus menjadi sesuatu yang khusus dan special bagi Kornelius dan keluarganya [ kelak, perjumpaan ini akan menginspirasi banyak orang akan pentingnya hidup berdampingan dengan orang lain, dan yang terutama adalah keselamatan dan kabar sukacita ternyata milik semua bangsa bukan untuk orang Yahudi saja]. Bagi Kornelius kunjungan Petrus ini adalah hal yang luar biasa yang diperlihatkannya dengan cara menyambutnya: Kornelius menyambutnya sambil tersungkur di depan kaki Petrus dan menyembahnya (10: 25) dan dalam rumah itu sudah hadir seisi keluarganya untuk mendengar apa yang ditugaskan Allah kepada Petrus (10:33). Mereka sudah dan sangat siap untuk menjamu dan mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Petrus.
11.  Lalu, apa yang dikatakan Petrus? Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang! Inilah yang dikatakan oleh Petrus. Sebuah pengakuan yang jujur akan kuasa Tuhan Allah. Petrus bisa sampai pada kesimpulan ini sebab Tuhan menghendakinya berlaku seperti itu supaya tidak ada pengkotak-kotakan dalam GerejaNya. Harusnya tidak adalagi perbedaan dalam Gereja.
12.  Firman ini mengajarkan kepada kita supaya bisa hidup berdampingan dengan orang-orang lain. Allah tidak pernah membedakan satu dengan yang lain. Semua sama dihadapanNya. Oleh karena itu, kita juga diingatkan untuk tidak memperlihatkan sikap dan tindakan yang membeda-bedakan orang lain. Kasih adalah implemtasi iman yang diperlihatkan dan dipelakukan kepada semua orang. Inilah penggilan orang percaya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!