Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Jumat, 24 Februari 2012

Kejadian 9:8-17 (bahan sermonku)


MINGGU                   : INVOKAVIT: dilooni do Ahu, jadi balosanku ma Ia.
26
  Pebruari 2012
Ambilan    : 1 Musa 9:8-17
Sibasaon   :  Psalmen 25:6-14
                  Warna liturgi: Ungu
Topik Mingguan: Naibata totap mardingat hubani padan-Ni
Jumat,24 pebruari  2012

Allah Setia dengan JanjiNya!
1.      Perjanjian adalah sebuah ikatan dari minimal dua pihak untuk sebuah kesepakatan. Dan mengikat sifatnya. Dalam bahasa Simalungun disebut: Padan = Janji, dalam arti lain disebut: bulawan = 1. Perjanjian yang tidak dapat dirobah/diingkari; 2. Janji; 3. sumpah (St. J.E. Saragih, Kamus Simalungun Indonesia, Siantar: Kolportase GKPS, 1989). Ada ikatan yang serius di dalamnya, jika dilanggar maka ada konsekuensinya.


2.      Alkitab sering berbicara tentang Perjanjian, persetujuan atau kesepakatan di antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang kedudukannya setara atau tidak setara. Perjanjian itu dimaksudkan untuk memperjelas relasi yang ada diantara mereka. Perjanjian biasanya diakhiri dengan makan bersama (Kej.26:26-31), memberikan sesuatu sebagai kenang-kenangan ( 1 sam.18:3-4), mendirikan sebuah timbunan batu sebagai peringatan ( Kej.31:43-55), melepaskan sendal sebelah dan memberikan kepada orang lain ( Rut 4:7-8) atau berjabat tangan saja (2. Raj 10:15). Perjanjian dimaksudkan untuk membangun kesetiaan diantara pihak-pihak terkait. Melanggar perjanjian merupakan suatu perkara serius. Sejak awal, Israel dibimbing untuk beriman secara relasional seperti itu. perjanjian yang terpenting adalah yang dibuat Allah dengan umat-Nya [seperti perikop ini], perjanjian dengan Nuh, Abraham (Kej.12;1-7, 15:4-21, 17:1-16), Pinehas (Bil.25:10-15), terhadap suku-suku Isarel (Yos.24:25), tentang dinasti Daud ( 2 sam.7:12-16; 2 Taw.13:5). (dikutip dari: Alkitab Edisi Studi, LAI 2011)

3.      Artinya Perjanjian juga dipakai oleh Allah kepada umat-Nya, untuk menunjukkan kesetiaan, kasih, ke maha-kuasaan-Nya bagi manusia. Allah setia itu adalah kepastian, manusia cenderung labil, juga adalah sebuah kepastian. Dan dalam konteks inilah, perjanjian antara Allah dan manusia memiliki catatatn tersendiri, yaitu: Allah selalu bersedia untuk memaafkan semua ketidaktaatan dan ketidaksetiaan.

4.      Perikop ini adalah paska peristiwa Air Bah yang diakibatkan oleh dosa manusia. Kejahatan manusia besar di bumi, segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata (6:5). Kejahatan ini sampai membuat Tuhan menyesal telah pernah menjadikan manusia (6:6-7). Dan hal inilah yang mengakibatkan terjadinya proses air bah itu.Kisah air bah ini berlangsung lama 371 hari. Pemulihannya mengandaikan adanya penciptaan kembali. ‘angin Allah’, Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun/surut (8:1 dst).

5.      Peristiwa air bah ini dicatat sebagai sebuah bencana yang sangat besar dan dahsyat [ Kej.7-8]. Sangat besar dampak kerusakannya bagi manusia dan alam sekitarnya. Lalu, peristiwa ini nampaknya memberi efek juga kepada Tuhan Allah. Efeknya adalah saat Allah ‘mengingat Nuh (8:1), sebagai orang yang dikasihiNya dan juga mengingat manusia sebagai gambarNya (9:6).

6.      Berdasarkan hal tersebut diatas, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya (9:1) dan secara bersamaan Allah berfirman kepada Nuh dan anak-anaknya akan sebuah perjanjian (ay.8). Perjanjian ini dibuat untuk Nuh dan keturunannya dan dengan segala mahluk hidup yang bersama-sama dengan Nuh (ay.10).

7.      Jika kita rekonstruksi, maka kira-kira demikian isi dari perjanjian ini.

 A. Allah membuat perjanjian antara diri-Nya dengan Nuh dan keturunannya serta seluruh mahluk hidup yang bersamanya (ay.8-10).
B. Isi Perjanjian: sejak saat ini [sejak saat Allah berfirman kepada Nuh], tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah dan tidak ada air bah untuk memusnahkan bumi! [artinya tidak akan ada lagi fenomena bencana dalam kapasitas seperti air bah ini] (ay.11).
C.   Untuk menguatkan perjanjian itu dalam status yang sangat serius dan tidak main-main, Tuhan Allah memberikan tanda sebagai bukti dari Perjanjian Allah tersebut...busurKu, Ku taruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi (ay.13), the rainbow : pelangi (Holy Bible, Contemporary English Version, Jakarta: LAI, 2001). Tanda perjanjian itu adalah, busurKu, the Rainbow, Pelangi. Apabila tanda ini nampak di awan, maka Allah akan mengingat janjiNya dengan Nuh (manusia), serta semua mahluk hidup. Allah akan mengingatnya sebagai sebuah perjanjian yang kekal (ay.16).
C. Tanda (pelangi) itulah yang menjadi Tanda perjanjian yang Tuhan lakukan dengan segalan mahluk di bumi (ay.17).

8.      Inisiatif perjanjian dan tanggungjawab untuk menjaganya, seluruhnya berada di tangan Allah. Pelangi itu akan mengingatkan Allah akan janjiNya untuk melestarikan dunia; dan sekaligus merupakan peringatan bagi manusia akan Kesetiaan dan Belas Kasih Allah.

9.      Melalui perikop ini, kita hendak diingatkan bahwa Allah setia dalam seluruh perkaraNya dan dalam janji-janjiNya.
Ø  Peristiwa Air Bah, hanya terjadi sekali, untuk mengingatkan manusia akan status dan prilakunya yang mesti berada dalam otoritas Tuhan Allah. Kejahatan dan dosa selalu membawa dampak langsung maupun tidak langsung. Air bah merupakan dampak langsung dari dosa itu.
Ø  Paska Air Bah, Tuhan tidak lagi menghukun manusia persis dengan cara pemusnahan sepeeti itu.
Ø  Allah penuh kasih setia dan belas kasihan. Dalam balutan KasihNya itu, Allah membuat perjanjian akan relasi antara Tuhan dan manusia.
Ø  Allah akan selalu mengingat janjiNya dalam tanda pelangi.
Ø  Tuhan sudah membuktikan janji setiaNya, maka sudah saatnya manusia belajar lebih kuat lagi untuk menepati janji setianya dalam segala perkara kehidupan.
Ø  Allah sangat setia maka kitapun harus setia. Amin.
Referensi.
1.      Alkitab, LAI, Jakarta 2001
2.      Holy Bible, Contemporary English Version, Jakarta: LAI, 2001
3.      Dianne Bergant, CSA and Robert J. Karris, OFM (Ed), Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002
4.      W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, a dictionary of the Bible, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
5.      Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, jilid I A-L: Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 1999
6.      Alkitab Edisi Studi, Jakarta: LAI, 2011
7.      Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980
8.      St. J.E. Saragih, Kamus Simalungun Indonesia, Pematang Siantar: Kolportase GKPS, 1989
9.      W.S. Lasor, D.A. Hubbard dan F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1, taurat dan sejarah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!