Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Senin, 07 November 2011

PERSEMBAHKANLAH YANG HARUM UNTUK KRISTUS!


Minggu Palmarum (Lambei Gorsing) 28 Maret 2010
Teks Ambilan              : Markus 14:3-9
Sibasaon                      : 3 Musa 23:39-44
Topik mingguan          : Palmarum
bahan sermon, 26 pebruari 2010
PERSEMBAHKANLAH YANG HARUM UNTUK KRISTUS!
1.      Secara umum para ahli Teologi percaya bahwa Injil Markus adalah kitab tertua dari semua Injil dalam Alkitab. Tujuan Allah dalam mengilhami keempat Injil bukan pertama-tama untuk “menyimpan fakta” mengenai kehidupan Yesus di dunia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dalam jemaat perdana yang baru saja terbentuk. Allah memilih beberapa orang beriman untuk mewartakan “Kabar Gembira” tentang Yesus dengan cara sedemikian sehingga bermacam-macam kebutuhan rohani Gereja Perdana dapat terpenuhi.
2.      Ketika orang-orang Kristen memilih untuk berjumpa dengan Kristus melalui Injil Markus, maka pembaca akan menemukan sisi dari Yesus yang paling sederhana dari keempatnya dan sangat menantang. Kita akan menemukan versi Markus mengenai kehidupan Yesus berpusat pada Kematian dan makna sengsaraNya.
3.      Perikop ini pararlel dengan Mat.26:6-13 dan Yoh. 12:1-8 dengan tema yang sama “Yesus diurapi”. Peristiwa ini adalah rentetan peristiwa penderitaan Yesus. Malapetaka Betania 14:1-15:47; rencana komplotan Yerusalem 14:1-2, 10-11, Istirahat di Betania 14:3-9, Perjamuan Terakhir 14:12-26; Getsemani 14:27-52, Diadili dihadapan Kayafas 14:53-65,  penyangkalan Petrus 14: 66-72,  dihadapan Pilatus 15:1-20, penyaliban 15:21-41, dan penguburan 15:42-47.
4.      Ay. 3-4. Peristiwa di Betania di rumah Simon yang disebut menderita kusta dan seorang perempuan yang membawa buli-buli pualam berisi minyak Narwastu (bahasa Yunani: pistikes, “sejati”) yang menandakan bahwa minyak itu bermutu tinggi dan mahal. Minyak harum dan mahal itu dicurahkan ke atas kepala Kristus.
5.      Lalu orang menjadi gusar. Gusar bukan karena pengurapan itu salah atau benar. Tapi karena nilai ekonomis dari minyak itu. Sering orang lebih mempersoalkan hal seperti ini, dibandingkan dengan motif atau motivasinya. Perempuan yang mengurapi Yesus inipun tahu bahwa minyak yang dituangkannya bukan barang murah, tapi mahal dan dia sesungguhnya sudah tidak melihat mahal atau murahnya tapi layak atau tidak layak. Artinya, minyak Narwastu ini adalah benda yang mendekati kelayakan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dan perempuan ini melakukannya dengan ikhlas. Hal-hal seperti ini yang sering tidak dilihat oleh orang kebanyakan, atau dunia materialistis mengkungkung orang untuk melihat jauh.
6.      Harga minyak ini menurut kalkulasi pada saat itu adalah kira-kira tiga ratus dinnar. Tiga ratus dinnar itu sama dengan upah setahun. Pada jaman itu, UMR nya adalah rata-rata satu dinnar satu hari. Orang-orang yang gusar ini hanya melihat nilai dinnarnya, lalu dengan pongah memberikan statemen: Pemborosan! Lalu tiba-tiba pro rakyat dengan statemen: Lebih baik diberi kepada orang miskin! Lalu tiba-tiba menjadi hakim: ayat 5:..lalu mereka memarahi perempuuan itu?
7.      Mari kita bayangkan jika, saat itu minyak yang diurapkan kepada Yesus dari kualitas yang biasa-biasa saja atau yang murah, apakah respon orang-orang akan seperti itu? Lalu jika kita analisa lebih jauh, sejak kapan orang-orang ini begitu peduli dengan hidup yang sederhana dan peduli kepada orang miskin? Dan tentu yang sangat aneh adalah: apakah ada hak orang terhadap orang lain, dalam hal memberi atau melayani? Apa jadinya, jika niat baik, motivasi yang baikpun dimarahi?
8.      Tuhan Yesus tahu persis defenisi boros atau peduli terhadap orang miskin. Tuhan Yesus pun tahu bahwa minyak narwastu ini sangat mahal. Tapi, Tuhan Yesus melihat hal baik, kesungguhan, ketulusan dan kejujuran perempuan itu. Jadi bukan tuduhan pemborosan dan ketidakpedulian yang hendak dikatakan dengan peristiwa ini. Bahkan peritiswa ini dikenang dimana saja Inil diberitakan sebagai persembahan yang harum untuk Tuhan.
9.      Namun tidak demikian dengan orang-orang itu. Mereka tidak tahu bahwa waktu Yesus tidak lama lagi. Tugas untuk memberantas prilaku pemborosan, komsumerisme, dan peduli terhadap orang miskin menjadi tugas mereka. Peristiwa ini tidak ada hubungannya dengan pemborosan atau orang miskin. Ini adalah sekali lagi, cara perempuan itu untuk menghormati Tuhan Yesus, berapapun harganya!
10.  Minggu ini adalah minggu Palmarum (bahasa latin = Palma = pohon palma = maremare) adalah ungkapan sukacita atas kedatangan dan kemenangan Tuhan Yesus atas dunia ini. Ada banyak cara orang untuk mengungkapkan sukacita itu. Dan tugas kita adalah bersama-sama dalam sukacita itu, bukan bersungut-sungut, gusar, atau protes untk hal baik yang dilakukan orang terhadap Tuhan sementara ia tidak melakukan apapun. Khotbah ini mengajak kita, bahwa kadatangan Tuhan Yesus pantas untuk disyukuri dalam ungkapan sukacita. Amen.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!