Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Senin, 07 November 2011


Minggu                        : 12 Set. Trinitatis
Ambilan                      : 1 Musa 17:15-27
Sibasaon                      : Gal 4:22-28
Bahan sermon tgl 28 agustus 2009
Janji Allah: Berkat untuk semua bangsa!
1.      Dalam bahasa Ibrani, Kitab Kejadian disebut beresyit (pada mulanya), yaitu kata pembuka kitab tersebut (baca Kej.1:1). Nama ini sesuai karena Kitab Kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu yang berhubungan dengan iman umat Allah dalam Alkitab.
2.      Berdasarkan isinya, kitab ini terbagi dalam dua bagian yang dapat dipisahkan dengan jelas: Kejadian 1-11: sejarah jaman permulaan [ kej.1-11 merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa] dan Kejadian 12-50: sejarah Bapak Leluhur [mengemukakan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para Bapak leluhur dan janjiNya tentang tanah dan keturunan].
3.      Perkop ini berhubungan dengan sejarah pemanggilan Abraham dalam Kej 12 dan janji Tuhan akan tanah serta keturunan (Abraham akan menjadi bangsa yang besar 12:12, tapi Sara mandul, 11:30, tanah akan menjadi milik Abraham 12:7, tetapi orang Kanaan mendudukinya, 12:6) ada kenyataan yang bertolak-belakang dengan janji Allah, bahkan tentang keturunan, janji itu dinyatakan dalam cara yang berlebih-lebihan – keturunan Abraham akan menjadi “seperti debu tanah banyaknya” (13:16) dan “sebanyak bintang-bintang di langit (15:5). Di sinilah poin penting dari persoalan dan pergumulan Abraham yang kelak akan menjadikannya sebagai Bapa orang percaya dalam tradisi Yahudi dan Gereja.
4.      Setelah Allah menjadikan sunat sebagai tanda perjanjian Allah dengan Abraham (17:1-14),  lalu Allah berfirman kepada Abraham tentang pergantian nama dari Sarai menjadi Sara sekaligus juga pemberitahuan akan lahirnya seorang anak laki-laki sebagai bukti dari Perjanjian Allah dengan Abraham (ay.15-16). Sampai di sini, tidak ada persoalan penting. Sama seperti sebelumnya, Allah berfirman – Abraham mendengar.
5.      Firman Allah itu mutlak. Bagi Abraham, kemutlakan itu bagian dari ketaatan total [hal itu diperlihatkannya dengan menundukkan kepala, ay.17]. tapi, toh! Sebagai manusia dia sangat ragu dan manusiawi menanggapi Firman itu (sebagai catatan: pada saat itu, dia berumur 100 tahun dan Sara istrinya 90 tahun. Bukan hanya persoalan umur: manopouse, tapi jelas Sara mandul. Hal inilah yang menggelitik dan membuatnya tertawa dalam pertanyaan logisnya). Jadi bisa dimengerti kalau reaksi Abraham atas pemberitahuan kelahiran Ishak merupakan campuran antara sikap hormat dan tidak percaya. Ia menunjukkan rasa hormat dengan menundukkan kepala kepada Allah, tetapi juga tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa (kelak hal ini diperlihatkan melalui nama Ishak yang dalam bahasa Ibrani berarti “tertawa”).
6.      Mendapati situasi seperti itu, Abraham mencoba menegosiasikan janji Allah itu dengan menwarkan Ismail sebagai wujud dari perjanjian tersebut. Sampai di sini, jelas Abraham berada dalam puncak keraguan dan ketidakpercayaan (ay.18). tetapi ternyata, janji Allah tidak bisa dibelokkan. Janji akan tetap terpenuhi dalam keturunan Sara - Ishak dan tidak bisa diwakilkan kepada Hagar juga Ismail (ay.19). Ismael pun tidak akan dilupakan. Ia juga akan menjadi besar, namun perjanjian senantiasa bagi keturunan Ishak (ay.20-21). Setelah selesai berfirman, Allah meninggalkan Abraham (ay.22).
7.      Reaksi ragu-ragu dan ketidak-percayaan yang diperlihatkan Abraham pada awal Allah berfirman, segera hilang. Baginya, Firman Allah adalah kebenaran dan mutlak. Sehingga ketika Allah pergi, tindakan Abraham adalah melakukan semua perjanjian yang telah disepakati. Ia menyunat dirinya, Ismael,  dan semua orang dari seisi rumahnya (23-27). Tindakannya ini memperlihatkan sikap hormat dan konsistensinya akan perintah Tuhan dalam loyalitas yang tidak diragukan (ini juga yang menjadi ciri dari statusnya sebagai Bapa Percaya).
8.      Perikop ini mengajarkan kepada kita akan cara kerja Allah yang sangat rahasia dan penuh misteri. Tidak salah untuk bertanya akan rencana Allah dalam hidup ini, saat Allah berkarya dengan keagunganNya yang sangat misterius. Abraham memperlihatkan kualitas Hormatnya kepada Tuhan, pun saat dia meragukanNya dan segera mengubur rasa ragu tadi saat Allah berfirman dengan melakukan semua perintahNya dengan rasa Percaya, sebab Tuhan tidak pernah salah, apalgi mengingkari JanjiNya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!