Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Jumat, 11 November 2016

Dari seribu rupiah menuju Pencerahan Bersama!

Apa yang bisa didapatkan dengan seribu rupiah? satu buah kerupuk, sebatang rokok, es teh, cabei 3 buah, dan ngisi kolekte di gereja [he..he..]
kawan-kawan! setelah saya renungkan, maka ternyata seribu rupiah bisa menuju dunia tanpa batas . dengan seribu rupiah, maka persoalan sekolah, kesehatan, menjadi sangat mudah!
di era sekarang, orang miskin 'dilarang' sekolah dan sakit; sebab sangat mahal!
 maka kita harus bisa mensiasatinya.  Gerakan Seribu menuju pencerahan bersama, bisa dan sangat mungkin menjadi solusinya!
apa itu Gerakan Seribu Rupiah?
bagi saya, jika menunggu sistem, pemerintahan, lembaga donor menolong kondisi kita yang sekarat, itu sama artinya mempercepat 'kematian' kolektif. untuk itu, kita-kita yang sedang sekarat inilah yang harus berjuang menyelesaikan masalahnya. bergandengan tangan, mengumpulkan seribu rupiah per/orang bukan hanya membantu tapi menumbuhkan kehidupan baru. dibawah ini ada hitung-hitungan sederhana.
jika memakai komunitas GKPS sebagai basis dengan jumlah jiwa kira-kira 200 ribu orang, maka dengan menggunkan potensi ini, Sekolah ( sampai ke jenjang doktoral! pelayanan Kesehatan) menjadi mudah dan murah sekali. hitung saja, 1000 X 200.000/bulan = maka ada modal 200 juta rupiah yang bisa dikelola untuk hal-hal tersebut.
oya, konsep ini sedang saya godok dan gumuli, semoga mendapat dukungan!
Tuhan aku mohon bantuanmu, agar mimpi ini terbeli
GBU

4 komentar:

  1. Ide yang baik dan hal ini dulu sudah pernah digagas pngurus pemuda pusat pada beberapa tahun sebelumnya.Merka adalah orang-orang yang bersedia untuk membagi apa yang dia punya untuk mendukung hal penting itu. Hal ini sangat menarik jika kita memantapkannya dulu dari lingkup kecil pak pendeta. mari,saya mendukung.

    BalasHapus
  2. kalau boleh saya tahu, apa kira-kira penyebab gagasan dari pengurus pusat itu, belum [tidak] berjalan?
    tks

    BalasHapus
  3. sudah berjalan beberapa saat pak pendeta,tapi hanya fokus kepada pemuda yang kurang mampu..namun di saat para pemuda yang sudah bekerja ini naik jenjang(menikah), donatur semakin hilang dan kepengurusan selesai, tiada keberlangsungannya lagi oleh pengurus baru..

    BalasHapus
  4. kalo begitu, mari kita diskusikan hal ini lebih matang lagi. saya ingin ini bisa diwujudkan, entah siapa pun yang melakukannya kelak, tidak menjadi hal yang substantif, yang penting persoalan kita akan akses pendidikan dan kesehatan, bisa kita atasi....
    marii

    BalasHapus

tuliskan komentar anda!