Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Kamis, 26 Januari 2012

Mazmur 62:6-13 [bahan sermon]


MINGGU                   : 2 Dob Ephipanias
22
  Januari 2011
Ambilan    : Psalmen 62:6-13
Sibasaon   :  Jona 3:1-10


    
Jumat, 13 januari 2012
Tenanglah! Tuhan Allah tempat perlindungan dan Keselamatan...

1.      Dalam tradisi Israel, Kitab Mazmur disebut: Tehillim: nyanyian-nyanyian pujian!  Secara umum Kitab Mazmur ini adalah kumpulan syair-syair yang dinyanyikan, bukan risalah doktrin [ seperti tulisan-tulisan Paulus], juga bukan Khotbah (C.S. Lewis, Reflectiona on the Psalms, 1958, hlm.2). pengalaman-pengalaman rohani para penyair Ibrani (Asaf, 50, 73-83, Korah, 42-49;84;85;87, Salomo, 72;127, Heman, 88; Etan 89; dan Musa, 90) yang menceritakan idealisme keagamaan yang saleh dan persekutuan dengan Allah, penyesalan karena dosa dan pencarian akan kesempurnaan, berjalan dalam kegelapan, tentang ketaatan kepada Hukum taurat Allah, gairah berbakti kepada Allah, persekutuan dengan sesama, penghormatan terhadap Firman Allah, kerendahan hati, kepercayaan yang teguh dan ketenangan ditengah-tengah kegalauan. Ini semua menjadi kompilasi dari keyakinan dan pengalaman religius mereka akan penyertaan Allah dalam sejarah kehidupan mereka. Dan secara umum didominasi oleh sebuah fakta historis akan sejarah pembuangan dan paska pembuangan Babel.


2.      Untuk mengenang dan menghayati hal-hal tersebut diatas, lazimnya dalam tradisi Yahudi, Kitab Mazmur ini selalu dinyanyikan sebagai tehillim dalam ibadah mereka.

3.      Perikop ini juga adalah bagian dari pengalaman religius mereka akan penyertaan Allah. Pada saat mengalami berbagai tantangan dan kesulitan, mereka menemukan sebuah keyakinan akan hadirnya Tuhan Allah dalam hidup mereka:
a.       Situasi yang mengancam, terdesak dan hidup dalam pergumulan, pada akhirnya tidaklah menjadi soal yang signifikan lagi dalam hidup mereka. Pengalaman pribadi dan kolektif sebagai bangsa Tuhan mengajarkan kepada mereka bahwa: ay. 6. Hanya pada Allah saja mereka [aku: ungkapan sastra] menjadi tenang! Artinya tidak galau dan cemas terhadap yang sedang dan akan terjadi! Pada Allah yang demikian spektakuler dalam sejarah Pembuangan dan paska pembuangan inilah mereka temukan kalimat: Tenang dan menyandarkan harapan!

b.      Ay. 7-9. Mengapa mereka merasa tenang dan memiliki sebuah harapan? Karena dalam pemahaman mereka Allah itu begitu hebat, besar dan megah dalam sebutan Gunung Batu. Gunung batu melambangkan kekuatan dan perlindungan dari angin, dan badai. Sangat kokoh dan tangguh. Penyair Mazmur ini mendeskripsikan Allah dengan istilah Gunung Batu sebagai simbol kekuatan, keselamatan dan perlindungan yang tak tergoyahkan.

c.       Ay.10-11. Statemen seperti diatas harus juga diimbangi dengan sikap dan pola hidup yang teratur sesuai dengan perintah Allah. Dalam ungkapan yang dalam akan pengakuan mereka terhadap Tuhan Allah, diselipkan juga sebuah sikap yang harus dijaga secara baik yaitu atas: pemerasan dan rampasan dan perfspektif terhadap harta-benda. Keadilan selalu menjadi tema PL, baik terhadap sesama umat Allah juga terhadap orang lain, maka pemerasan dan perampasan. Pada sisi yang lain, kemakmuran sebagai janji Allah kepada mereka di tanah perjanjian sebagai bangsa yang besar pun menjadi perhatian yang serius. Penyair ini sangat yakin bahwa; kedamaian, kebahagian harus sejalan antara setia terhadap Allah dan konsisten dalam prilaku mereka.

d.      Ay. 12-13. Semua hal tersebut diatas, diyakini oleh pemazmur ini berasal dari kuasa Allah dan kasih setia-Nya. Untuk itu semua ungkapan, ekspresi serta tindakan mereka sebagai bangsa menjadi sebuah komitmen akan keyakinan bahwa Tuhan Allah yang berkuasa dalam kasih setiaNya itu. dalam konteks ini mereka harus yakin bahwa proses perjalanan mereka dalam hidup sebagai bangsa adalah dalam kuasa Tuhan Allah. Harus ada keyakinan yang kuat akan penyertaan Tuhan itu. bagian terakhir dari ayat ini juga memberi penegasan dan kesimpulan bahwa semua konsekuensi dari setiap tindakan manusia akan berujung pada kekhasan Allah dalam kuasanya untuk menghakimi sesuai dengan perbuatan masing-masing.


4.      Memasuki tahun 2012 ini, kita diperhadapkan pada berbagai macam tantangan dan rintangan. Masing-masing memiliki kualitas pergumulan dan perjuangannya sendiri-sendiri. Ungkapan dan pengalaman pemazmur ini hendak meyakinkan kita bahwa; ada satu hal yang perlu dicatat yaitu: bahwa Bersama Allah akan ada ketenangan, pengharapan, keselamatan, dan perlindungan. Dan dalam kuasa dan kasih setia-Nya, Tuhan akan membimbing dan mengarahkan perjalanan ini sampai pada ujungnya. Amin.

Referensi:
1.      Alkitab, LAI, Jakarta 2001
2.      Dianne Bergant, CSA and Robert J. Karris, OFM (Ed), Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002
3.      W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, a dictionary of the Bible, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
4.      Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, jilid I  A-L: Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 1999
5.      Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, jilid II M-Z: Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!