Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Senin, 07 November 2011


Minggu                        : 5 Set. Trinitatis
Ambilan                      : 3 Musa 25:1-7
Sibasaon                      : Psalmen 148: 3-14
Bahan sermon tgl  10  juli 2009
Tahun Sabat –Tahun Pemeliharaan Alam
1.      Kitab Imamat ini mengenai kekudusan. Dikenal juga sebagai Kitab ketiga Musa, kitab Imamat merupakan satu jilid dari kelima jilid kitab yang di sebut Pentateukh. Kitab ini mengenai Allah yang kudus dan sebuah bangsa yang dipanggil untuk menjadi kudus.
2.      Kitab ini tidak hanya mengajarkan tentang kekudusan. Kitab ini sendiri merupakan contoh dari kekudusan (barang-barang kurban Fs 1-7, pelaku kurban 8-10, tuntutan kesucian 11-16, dan kekudusan 17-27.
3.      Secara umum Kitab Imamat ini mengkhususkan diri pada pentingnya kekudusan dalam seluruh kehidupan manusia.
4.      Isu pelestarian lingkungan adalah cerita lama yang sekarang menjadi berita dan pekerjaan bersama karena alam dan lingkungan tidak lestari dan ramah lagi. Bencana alam, anomali cuaca, menipisnya lapisan ozon, emisi karbondioksida yang menyulut pemanasan global, degradasi tanah – erosi, punahnya bermacam spesies tanaman dan binatang, degradasi kualitas air, peracunan global [limbah beracun] dan sepertinya akan menuju pemusnahan global dan massal bagi seisi bumi ini. Kita tentu bisa simpulkan secara sederhana penyebabnya adalah karena pertumbuhan penduduk, teknologi dan eksploitasi alam besar-besaran yang tidak diseimbangkan dengan pola pemeliharaan lingkungan dengan baik.
5.      Lalu apa kata Firman Tuhan dengan fenomena ini?
6.      Tahun Sabat Tahun Pemeliharaan alam.
Tahun Sabat ( Ibrani syabbat dari akar kata syavat, ‘berhenti’, ‘melepaskan’ ) adalah Tahun perhentian. Istilah Tahun Sabat mengacu kepada ketentuan yang dibuat mengenai Tanah Perjanjian.
7.      Demikianlah Firman Tuhan kepada Musa sebagai syarat untuk masuk dan tinggal kelak di tanah/negeri yang dijanjikan bagi mereka (ay.1-2). Dalam Kel 20:10; hukum penghentian Sabat, asas ini dikenakan kepada semua orang, merdeka atau budak,  dan juga kepada ternak. Perikop ini dikenakan khusus kepada tanah. Mengapa Sabat dikuduskan? Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya (Kel.20:11). Dan jelaslah perintah Tuhan untuk menjadikan tanah mendapat perhentian sebagai Sabat bagi Tuhan (ay.2).
8.      Tuhan memberi kesempatan untuk berusaha, bekerja selama enam tahun, tapi pada tahun ketujuh, adalah tahun sabat bagi Tuhan. Tahun perhentian ini adalah total, penuh tidak paruh waktu, sepanjang tahun. Tidak diperkenankan aktifitas kerja. Tahun itu, mutlak tahun untuk dikuduskan. Sesudah enam tahun masa tanam dan panen [masa eksploitasi] tanah diistirahatkan, diberhentikan, dilepaskan dibiarkan tidak ditanami/dieksploitisai selama satu tahun. Tanah juga kudus dan harus dikuduskan pada tahun ketujuh, selama satu tahun. Tanaman yang tumbuh sendiri diladang itu diperuntukkan untuk orang miskin dan sisanya bagi hewan (ay. 3-7, bndk Kel.23:11, Ul.15:2-18).
9.      Lalu persoalannya adalah, apa yang akan dimakan pada tahun ketujuh, jika tidak diijinkan untuk bekerja? Tuhan akan memberikan berkat melimpah pada tahun keenam. Berkat itu sejumlah hasil selama tiga tahun. Sehingga pada tahun kedelapan saat mulai menabur, tersedia logistik dari hasil tahun keenam bahkan sampai pada tahun kesembilan (lih. Ay.21-22). Inilah ketetapan Tuhan, bagi yang berpegang dan melakukannya akan hidup dengan aman dan tentram (ay.20).
10.  Jadi jelas Firman Tuhan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan konsep pemeliharaan lingkungan. Alam dan seisinya tidak selamanya diekploitasi habis-habisan. Ada waktu rehat bagi seluruh alam ini. Tuhan sangat bertanggungjawab dengan seluruh ciptaanNya dengan memberikan aturan untuk keutuhan ciptaan ini.
11.  Akhirnya, pertanyaan kita sekarang adalah; rusaknya alam serta isinya bukan persoalan bumi sudah tua, tapi kita (imago Dei) yang tidak bisa merawatnya dengan baik. Amen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!