Aku mencari Natalku..
By. Pdt.Posma Purba
Entah siapa yang mengajarkan, aku tak tahu…
Entah siapa yang menceritakan, aku tak tahu…
Bahkan aku tak tahu, arti lonceng-lonceng itu..
Atau, pohon-pohon natal juga kerlap-kerlipnya…
Ada salju-saljunya…
Ada kado-kadonya…
Dalam bungkusan besar kereta Sinter klass…
Aku pernah berharap, mungkin masih berharap
Kaus kaki yang kusangkutkan di atas perapian menjadi hadiah…
Ahhh… indahnya…hmmmm….
Tapi, khotbah-khotbah Natal selalu mengganggu telingaku…
Katanya: Natal itu sederhana, sunyi, khusuk dan kudus…
Tapi…, rumahku gempita, meriah, kerlap-kerlip…
Katanya: Yesus kecil lahir dikandang…
Mungkin tidak bau…tidak kotor. Tapi kan tetap saja kandang…
Apa kandang itu seperti rumahku…
Ahhh…rasanya tidak…
Rumahku besar…
Kandang…? Pasti kecil, sempit dan disudut-sudut..
Ranjangku bersih dan ada pernya…
Kandang…? Agak bau, agak kotor..gak ada pernya..Cuma jerami…
Selimutku tebal, bantalku lembut…empuk. Hmmm…
Kandang…? Ada palungan kayu. Pasti tidak terukir indah, kasar dan k eras….tak harum, ada sisa makanan ternak. Mungkin menyengit…
Aku tidak tahu…mengapa kerlap-kerlip mengubah rasa pahit..
Aku tidak tahu…mengapa gempita mengubah rasa derita…
Aku tidak tahu…mengapa natal diubah…?
Apakah salju berubah menjadi butiran curah debu vulkanik…
Aku tak tahu…
Derum merapi sama dengan seruan malaikat di padang…
Aku tak tahu…
Apakah barak-barak pengungsian adalah kandang-kandang besar…
Aku ragu…
Apakah baju-baju bekas, air, makanan, selimut-selimut…
Adalah sumbangan orang Majus..?
Aku ingin tahu…
Tapi aku ingat…aku ingat…
Bukankah di sana Yesus lahir…
Di barak-barak pengungsian..
Di tatap getir pengungsi, cemas, takut dan menangis…
Ya…sama saja kan…?
Oya…Hotel dan vila tetap terbuka…
Hanya tertutup untuk pengungsi…
Memang Mereka miskin, kotor, tapi tidak terlalu bau…
Tapi siapa yang miskin, kotor dan bau sesungguhnya…?
Jika tidak kalian, pastinya Aku…
Aku yang bangga dengan pohon natal kerlap-kerlip…
Aku yang puas menyeka mulut penuh rotiku…
Aku…menjadi malu…
Aku miskin…
Aku sungguh kotor…
Aku berbau…sungguh berbau…
Aku ingat…sungguh ingat…
Palungan itu…lampin itu…
Bau bayi merah dan bercak darah itu…
tangisNya…senyum ibuNya, bangga bahana Bapak-Nya…
takjub dan sujud gembala…hormat dan respek orang Majus…
koor malaikat,… GLORIA IN EXCELSIS DEO ET PAX IN TERRA HOMINIBUS…
kemuliaan bagi Allah di surga dan damai sejahtera bagi umat manusia…
ohhhh..indahnya…
aku ingat…aku tidak mau lupa lagi…
puing-puing reruntuhan….
Lumpur-lumpur pekat…
Di kandang-kandang besar barak-barak pengungsian…
Aku akan mencari natalku…di sana aku akan mencariNya…
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tuliskan komentar anda!