MINGGU : 18 Dob Trinitatis
16 |
Oktober 2011
Ambilan : MARKUS 10:17-27
Sibasaon : 1 Johanes 4:17-21
Warna liturgi : Hijau
Topik Mingguan: Menjadi Kaya dalam Iman
Jumat, 21 oktober 2011
1. Pakar Biblika [khusus Perjanjian Baru] menerima bahwa Injil Markus adalah yang tertua dari kitab Injil lainnya. Tujuan Allah mengilhami keempat penulis Injil untuk memenuhi kebutuhan umat dalam masa Jemaat Kristen abad pertama. Allah memilih beberapa orang beriman untuk mewartakan ‘Kabar Gembira’ tentang Yesus dengan cara sedemikian sehingga bermacam-macam kebutuhan rohani Gereja perdana dapat terpenuhi.
2. Dalam Injil Markus ini kita menemukan sisi yang paling sederhana dari Yesus. Intinya adalah berpusat kepada kematian dan makna sengasara-Nya. Dengan melihat Injil ini secara keselurahan, maka jemaat sekarang diundang untuk menemukan makna hidup dan kematian seperti yang dialami Tuhan Yesus, yaitu dengan percaya sepenuhnya kepada Allah Bapa, bukan terhadap dunia ini. Untuk itu, Injil Markus percaya bahwa tanda yang paling benar sebagai murid Yesus adalah percaya. Tantangan untuk percaya kepada-Nya mengantar kita pada cawan dan salib (10:44). Untuk bisa percaya dan memikul salib, tentu ada tanggungjawab terhadap Tuhan dalam pemenuhan semua perintahNya [ketaatan akan hukum dan perintah Tuhan, sifatnya dogmatis] dan tanggungjawab sosial sebagai pribadi yang turut serta bertanggungjawab atas sekelilingnya.
3. Nah, nampaknya bagian yang terakhir itu, berhubungan dengan perikop ini [Markus 10:17-27; orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah]
4. Dalam versi Matius mengenai perjumpaan ini, Yesus berkata kepada orang kaya:jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin...(Mat.19:21). Dalam Injil Markus ini, tidak ada kata “jikalau..”. orang yang ingin mengikut Yesus harus merelakan semua yang ia miliki, memberikan hasilnya kepada orang miskin, dan kemudian mengikutiNya (ay.21). betapa besar tuntutan Yesus menurut Markus di sini.
Mari kita lihat percakapan mereka sebelumnya:
a. Ada seorang [ tidak disebutkan siapa orang ini. Versi Lukas, orang ini disebut pemimpin, Luk.18:18. Tidak disebutkan juga pemimpin apa orang ini, namun hampir pasti bahwa ia adalah pemimpin Yahudi] yang berlari-lari menjumpai Yesus. Saat berjumpa, orang ini nampaknya sudah mengenal/tahu siapa Yesus. Hal ini bisa kita lihat dari caranya memulai percakapan; baik melalui sikapnya yang bertelut dan sebutannya untuk Yesus : Guru! Sebutan Guru inilah yang membawanya untuk bertanya tentang cara memperoleh hidup yang kekal (ay. 17).
Hidup yang kekal: menurut ayat 23, hidup yang kekal adalah sama dengan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Hidup yang kekal itu berarti hidup yang tidak pernah berakhir, selamanya.
b. Permintaan ini direspon oleh Tuhan Yesus dengan mengatakan akan Firman Allah; jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, menghormati orang tua.
c. Jawaban orang itu jelas dan ringkasm bahwa semuanya telah dilakukan sejak masa mudanya. Seoarang anak Yahudi yang sudah mencapai usia 12 tahun disebut “anak Hukum Taurat” dan sejak itu ia wajib mematuhi hukum Taurat. Nampaknya, jika ini adalah syaratnya, maka orang ini merasakan bahwa ia sudah melakukan semua itu, sejak usia muda.
d. Yesus memandangnya dan menaruh kasih. Lalu mengatakan bahwa ada satu lagi yang harus dilakukan oleh orang itu, yakni menjual harta-bendanya dan membagikan kepada orang miskin (ay.21).
e. Nampaknya permintaan terakhir itu tidak diduganya, lalu ia sangat kecewa, lalu pergi dengan sedih. Kekecewaannya ini nampaknya berkaitan dengan keyakinannya bahwa semua hukum Taurat secara dogmatis yang sudah dikerjakananya akan mendapat pujian dan cukup untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Ia bersedih sebab permintaan itu sangat berat, sebab ia sangat kaya [banyak hartanya].
5. Lalu Tuhan Yesus berpaling kepada murid-muridNya (ay.23-25).
- Alangkah sukarnya orang yang ber-uang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Nampaknya kekayaan membuat manusia kesulitan untuk tunduk dalam pemerintahan Allah. Orang yang sudah dikuasai materi [materialisme] akan tunduk kepada tuannya yang bernama materi itu. maka, patuh dan tunduk kepada Pemerintahan Allah akan sulit sekali. Dan dalam faktanya, kita tentu tidak heran bahwa kekayaan sering menyesatkan.
- Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah.
Di palestina, unta adalah binatang yang paling besar yang dikenal orang, dan lobang jarum adalah lobang atau mata jarum yang sangat kecil, sehingga kadang tidak terlihat oleh mata orang biasa. Kiasan yang diucapkan Yesus dalam ayat ini menunjukkan bahwa menurut pandangan manusia orang kaya tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Allah.
6. Para murid tercengang dengan perkataan Yesus ini (ay.24) dan gemparlah mereka (ay.26), sebab dengan kalimat itu, maka tidak mungkin orang kaya masuk ke dalam Keraajaan Allah, sebab sama mustahilnya seekor unta bisa masuk ke dalam lobang jarum, dan Yesus mengatakan jauh lebih mudah unta masuk ke dalam lobang jarum. Jika kiasan unta ini saja sudah mustahil, maka wajar mereka gempar. Dalam suasana yang gempar itu, muncul kalimat keputusasaan: jika demikian, siapa yang bisa diselamatkan?
7. Yesus menjawab: ...segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah! (ay.27) Jawaban ini harus dilihat sebagai jawaban yang sangat melegakan. Jika kita masuk dalam persfektif : masuk ke dalam Kerajaan Allah maka ini berhubungan dengan keselamatan. Nah, jika sudah dalam koridor ini, jelas tidak ada yang bisa dilakukan oleh manusia. Hanya Allah yang bisa melakukannya. Inilah yang dimaksudkan sebagai segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah. Jika unta dibuat bisa masuk ke dalam lobang jarum, maka Tuhan Allah juga bisa membuat orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kira-kira demikian logikanya. Maka ayat 27 ini menjawab kegemparan tadi, atau kemustahilan itu. nah! Bagaimana caraNya, itu soal lain, atau jika kita coba menjawabnya maka kematian dan kebangkitan Kristus adalah jawabannya, dan ini juga erat kaitannya dengan sola Gratia nya Martin Luther.
8. Jika kita cermati perikop ini, maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu:
A. Kerajaan Allah dimasuki dengan ketaatan akan Firman dan Hukum-hukumNya
B. Kerajaan Allah dimasuki dengan cara berbagi/membagi/peduli dengan orang miskin (aksi sosial – diakonia). Harap diingat bahwa kekayaan [harta-benda/pangkat-jabatan] nampaknya harus dibagikan kepada orang lain.
C. Di atas semua itu, semua orang harus tunduk kepada kekuasaan Allah yang tak terbatas itu!
Amin.
Referensi:
1. Alkitab, LAI, Jakarta 2001
2. Dianne Bergant, CSA and Robert J. Karris, OFM (Ed), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2002
3. M.K. Sembiring dkk, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2005. Adaptasi dari: a Handbook on The Gospel of luke, karya J. Reiling dan J.L. Swellengrebel
4. Pdt. Hasan Sutanto, D.Th, Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK), LAI: 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tuliskan komentar anda!