Minggu 2 Mei 2010. Kantate (mandoding)
Teks Ambilan : 2 Kor. 4:13-18
Sibasaon : mazmur 66:16-20
Topik mingguan : nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan (Mzm 98:1)
bahan sermon, 30 april 2010
TETAP BERIMAN!
1. Buku 2 Korintus ini menggambarkan cirri kemanusian Paulus yang bersemangat. Di sini, kita mendapati kesaksian Paulus, reaksinya yang begitu menyala saat ia tidak dipercaya dan dipersalahkan serta keprihatinannya terhadap jemaat yang dikasihinya. Paska Paskah, pelayanan Injili berlangsung dengan giat. Namun kerap timbul perselisihan “para rasul” dalam pewartaan Injil. Rasul Paulus mendapat tantangan yang cukup besar dari internal (para Rasul dan Jemaat). Ada anggapan/isu bahwa ia bukan rasul sejati, melainkan rasul kecil. Paulus bereaksi keras terhadap rasul-rasul yang tidak ada taranya (lih. 11:5; 12:11). Tidak dijelaskan siapa yang dimaksud sebagai rasul-rasul yang tiada taranya itu. Tapi minimal, kita melihat bahwa ada pergesekan subyektifitas yang mengganggu penyebaran Injil itu sendiri.
2. Perikop ini dituliskan untuk memberikan pembelaan akan tugas dan tanggungjawab Paulus sebagai Rasul yang dipilih oleh Kristus. Paulus menyebutkan bahwa pelayanan yang sedang dilaksanakannya bukan untuk memegahkan diri, tapi karena kemurahan Allah yang membuat mereka [ Paulus dan Timoteus] tidak tawar hati (4:1). Jelas bahwa pelayanan dan ajaran dari Paulus berisi kemurnian. mereka murni memberitakan Yesus Kristus sebagai Tuhan, bukan untuk kemuliaan diri sendiri (4:5). Hal ini perlu disampaikan supaya, orang-orang (Jemaat dan para rasul yang tidak ada taranya ) yang terus mengkritik Paulus dapat memahami bahwa tugas dan tanggungjawab pelayaannya adalah untuk memuliakan Tuhan Allah saja.
3. Demikianlah berbagai kritikan tajam bahkan cenderung fitnah selalu mengiringi perjalanan pelayanan Paulus. Namun demikian, kritikan itu tidak pernah membungkam, melemahkan pelayanan Paulus. Justru, momen itu dipakainya untuk menjadi media Pekabaran Injil internal dengan memberikan apologia/pembelaan dengan memakai bahasa Injil. Jelas, melalui surat ini, Paulus merasa terganggu, susah, dan bergumul menghadapi kritikan, tapi sekali lagi, Paulus tidak pernah membiarkan hal itu menjadi sandungan bagi pelayanannya.
4. Perikop ini memberikan gambaran betapa kuat dan kokohnya iman Paulus ay.13-15.
a. Paulus sudah hidup dalam iman. Paulus sudah lahir baru dalam perjumpaannya dengan Kristus. Dia percaya bahwa Kristus adalah keselamatan dan yang memanggilnya. Paulus memiliki kuasa Roh iman yang sama, yang memampukannya menjadi orang percaya dank arena iman percaya itulah ia berkata-kata. Inilah yang memungkinkan Paulus dalam Iman Percaya berkata-kata, lalu memampukan Paulus selalu siap dengan sepenuh hati menjadi saksi Tuhan dalam setiap kesempatan. Dalam 1 Kor. 9:16, Paulus menyebutkan: karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alas an untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Semangat ini juga yang diwariskan Paulus kepada Timoteus, supaya tetap setia dalam Injil. ,”beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kebenaran dan pengajaran 2 Tim 4:2.
b. Allah Bapa yang membangkitkan (ay.14)
Kristus yang telah dibangkitkan oleh Tuhan Allah, dapat dipastikan membangkitkan semua orang percaya termasuk Paulus.
c. Kasih karunia (ay.15)
Semua pelayanan yang dilakukan oleh Paulus adalah karena Kasih Karunia. Pertumbuhan jemaat juga bukan karena kehebatan Paulus tapi gambaran dari kasih karunia Allah.
5. Tiga alasan diataslah yang terus menerus menguatkan Paulus dalam pelayanannya. Maut, penyakit, dan berbagai pergumulan dalam pelayanan tidak akan mensurutkan semangat mereka. Hal-hal duniawi, lahiriah bisa saja mengalami kemerosotan, namun manusia batiniah mereka selalu diperbaharui dari hari ke hari. Inilah yang membuat tidak tawar hati mereka dalam pelayanan, walau begitu banyak tantangan (ay.15).
6. Semua penderitaan yang sedang dan akan dialami sebagai dampak dari pemberitaan Firman Tuhan menjadi tidak berarti bagi Paulus sebab visi/misinya tidak lagi terhadap apa yang kelihatan (dunai materi) tapi sudah ke arah yang abadi (yang tidak kelihatan). Pelayanan yang kelihatan kerap justru membutakan dan membelokkan arah pelayanaan. Nama baik, populeritas, materi tidak menjadi tujuan pelayanan bagi Paulus, sebab hal-hal itu sementara sifatnya dan akan hilang. Fokus pelayanan adalah pada hal-hal yang tidak kelihatan (kehidupan yang akan datang bersama Kristus). Itulah yang tidak akan hilang atau musnah, tapi menjadi tujuan hidup untuk memperoleh keselamatan yang kekal dan abadi.
7. Perikop ini membawa kita pada kesadaran yang hakiki tentang tujuan hidup ini. Arah dan tujuan hidup ini harus terfokus kepada hal-hal yang tidak kelihatan, bukan hal yang kelihatan yang sementara sifatnya. Perikop ini tidak juga mengajarkan bahwa hal-hal yang kelihatan menjadi tidak perlu, tapi jika itu menjadi isu sentral, pusat dari kehidupan manusia, maka tersesatlah kita di dunai ini.
8. Yesus berkata bahwa “ manusia tidak hidup dari roti saja..tapi dari setiap Firman yang keluar dari Mulut Allah, Mat.4:4”. Manusia hidup karena roti [makanan], tapi hidup bukan untuk roti [makanan]. Tuhan Yesus tidak mengatakan jangan makan roti, tapi roti [makanan, materi, harta, kekuasaan] bukan intisari dari kehidupan. Kebenaran Firman itulah kehidupan yang menyelamatkan. Amin.
good job...
BalasHapusgbu