Selamat Datang di Blog saya! Tuhan Memberkati...

SALAM DAMAI DALAM KASIH TUHAN SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT GBU

Jumat, 16 Desember 2011

Lukas 1:39-45


MINGGU                   : Advent 4
18
  Desember 2011
Ambilan    : Lukas 1:39-45
Sibasaon   :  2 Korintus 1:18-22
Warna liturgi               : ungu
Topik Mingguan: Penantian Kedatangan Mesias; B. Ibadah Yang Sejati

    
Jumat, 16 desember  2011
Berbahagialah Yang Percaya Kepada Tuhan!
1.      Kedatangan dan kelahiran Yesus ini sebagai simbol hadirnya Pemerintahan Allah di dunia. Bagi Yohanes kedatangan Mesias ini bukan peristiwa seremoni dalam rupa-rupa pesta, tapi sebuah peristiwa yang mesti disikapi dengan pertobatan [baca: 3:3,”Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu...]. jika merunut ke konteks saat itu, kita menemukan kondisi sosial – politik yang kacau dan tidak berpihak kepada rakyat. Pada waktu itu, Israel dijajah oleh Romawi, dan pemerintah Romawi ini membentuk Kerajaan Boneka melalui Dinasti Herodes.


[Sesudah kematian Herodes Agung, kerajaannya dibagi empat provinsi. Pada waktu hal ini dituliskan seorang prokurator Roma telah ditempatkan sebagai pejabat, karena anak Herodes, Arkhelaus telah membuat kekacauan dalam pemerintahan disitu].

Kekacauan menjadi kompleks, pertama bangsa ini jelas sedang terjajah, kedua Kerajaan Herodes justru menampilkan tipikal tirani dalam kerakusannya, ketamakan, loyalitas kepada Romawi serta para Imam pun tidak melakukan sesuatu yang mencerahkan [ secara sosio-politis, jelas bangsa ini tercerabut dari kebebasan, baik dari segi ekonomi dan politik]. Dengan konteks demikian, mucullah gerakan-gerakan untuk merdeka [kaum zelot dll]. Semua ini dipicu kerinduan akan kebebasan dan kemerdekaan, lalu disinilah Pengharapan Mesianik hadir sebagai jawaban atas semua kerinduan itu. maka saat Yohanes Pembaptis muncul, ia dianggap sebagai reprenstatif dari Mesias dan Allah itu sendiri.

2.      Perikop ini menceritakan latarbelakang peristiwa pra kelahiran Yesus Kristus. Penulis Injil Lukas ini, ingin memperlihatkan sebuah fakta historis melalui perjumpaan dua orang ibu yang sama-sama sedang mengandung. Sesungguhnya, sama seperti banyak ibu yang pernah mengandung, nampaknya tidak ada yang luarbiasa dari proses kehamilan [selain tentunya, peristiwa kehamilan Maria ini, lih. 1:26-37, juga proses kehamilan Elisabeth sanak saudara Maria, yang sesungguhnya didiagnosa mandul. lih. 1:36].

3.      Sesudah Roh Kudus berbicara dan memberitahukan kehamilan Maria (1:26-37), dan Maria juga diberitahu tentang kehamilan Elisabet, sanak saudaranya itu, maka beberapa waktu setelahnya, Maria bertandang/berkunjung ke rumah Elisabet [ sesuatu yang lazim dilakukan oleh orang yang memiliki ikatan kekerabatan]. Sampai di sini, tidak ada yang istimewa (ay.39-40)

4.      Ay. 41. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet penuh dengan Roh Kudus.

Secara ilmu kedokteran, bayi yang ada dalam rahim seorang perempuan, kerap bergerak [ para ibu sering mengalami kontraksi] dan itu menandakan bahwa bayi itu hidup dan dalam masa pertumbuhannya. Lonjakan bayi yang ada dalam rahim Elisabet inipun sesungguhnya hal yang wajar, tapi bagi Elisabet lonjakan saat mendengar salam Maria, nampaknya berbeda saat ia mengalami kontraksi sebelumnya.

Jelas ini bukan hal yang kebetulan dan biasa-biasa saja. Penulis Lukas ingin menjelaskan kekhasan lonjakan ini dengan menandaskan pada saat bersamaan Elisabet dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus. Tidak dijelaskan secara detail, apa yang dimaksudkan dengan penuh dengan Roh Kudus disini. Tapi mari kita lihat dulu, siapa yang datang ini. Begitu Yesus dikandung oleh kekuatan Roh Kudus dalam rahim Maria, Roh dapat menjadi aktif dalam diri orang lain. Penyertaan Roh Kudus dalam janin Maria [Yesus], hadir dalam rumah itu dan diri Elisabet. Roh memenuhi Elisabet, dan kelak Zakharia serta Simeon. Ini melambangkan pemuliaan Yesus kelak, yang akan memberikan Roh Kudus kepada semua orang [lih. Kis.2:33].

5.      Ayat. 42-45. Situasi kepenuhan Roh Kudus ini juga yang membuat Elisabet mampu berkata-kata dan memberikan kesaksiannya kepada Maria dan Bayi di kandungannya itu.

·         Diberkatilah engkau dari semua perempuan
·         Diberkatilah buah rahimmu
Berkat berasal dari Allah. Elisabet menggunakan kata ini untuk menunjukkan bahwa Maria dan bayinya akan senantiasa dalam lindungan dan bimbingan Allah dan mendapatkan berkat. Penulis Lukas tidak memakai kata beruntunglah engkau sebab ini bukan soal untung-rugi, tapi soal pekerjaan Allah dalam kuasa Roh Kudus, kepada Maria. Jika Allah bekerja kepada seseorang maka itu artinya: Berkat! Jadi Elisabet benar dalam pernyataannya itu: diberkatilah: Yunani ευλογημένος [ev̱logi̱ménos] .

·         Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku...(ay.43-44)
Siapakah aku ini...ungkapan ini dikenal sebagai ungkapan retoris, yaitu ungkapan yang bernada tanda tanya tetapi sebanrnya bukan ingin bertanya melainkan hendak menyatkan sesuatu yang sangat mendalam. Yang sangat mendalam ini adalah perasaan Elisabet dalam dirinya dengan seluruh kebanggaan, kebahagiaan dan kehormatan mendapatkan lawatan dari Maria Ibu Yesus [ ibu Tuhanku]. Kehormatan ini dipahami Elisabet, bukan karena Maria berasal dari keluarga terpandang atau berada, tapi karena lonjakan bayi dalam perutnya itu (ay.44)  dan tentu saja karena dia Di penuhi kuasa Roh Kudus! Inilah yang membuatnya mampu mengungkpan pengakuannya kepada Maria, sebab dia sudah penuh Roh Kudus.

·         Berbahagialah ia, yang telah percaya...(ay.45)
Elisabet melihat dan merasakan bahwa kemustahilan kehamilan Maria dari segi logika tidak menyurutkan iman percaya Maria untuk menerima hal ini. Hanya orang yang percaya saja yang sanggup untuk menerima dan menjalani hidupnya dalam kuasa Tuhan walaupun hal itu bertentangan dengan kelaziman. Ini yang ditangkap Elisabet, sehingga ia memuji Maria dalam iman percayanya itu. dalam BIMK [Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini] di tuliskan demikian,” Berbahagialah Engkau karena engkau percaya bahwa apa yang dikatakan Tuhan kepadamu akan terjadi”.

6.      Jelaslah bahwa kisah kehamilan Maria dan Elisabet memberikan penegasan akan kehadiran Tuhan di dunia ini sebagai juru selamat [Mesias]. Dalam kandungan pun, Yesus dan Yohanes sudah berinteraksi melalui kuasa Roh Kudus.

7.      Minggu Advent ke IV ini hendak mengajak kita untuk memahami bahwa walaupun hari Tuhan yang kedua-kalinya masih jauh atau belum datang, tapi minimal kita diingatkan bahwa tanda-tanda Allah itu sudah ada dan bersama dengan orang percaya di dunia ini. Jelas masa Advent ini hendak membawa kita pada pengharapan akan kehadiran Tuhan dalam sukacita yang tak berkesudahan. Maka berbahagialah kita yang percaya akan semua Firman Tuhan! Amin.


1.      Alkitab, LAI, Jakarta 2001
2.      Dianne Bergant, CSA and Robert J. Karris, OFM (Ed), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2002
3.      M.K. Sembiring dkk,  Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, Jakarta: LAI dan Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2005. Adaptasi dari: a Handbook on The Gospel of luke, karya J. Reiling dan J.L. Swellengrebel
4.      Pdt. Hasan Sutanto, D.Th, Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK), LAI: 2006.
5.      W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, a dictionary of the Bible, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007
6.      Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, jilid IA-L: Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tuliskan komentar anda!